Sunday, June 14, 2009

ALAM, ANALOGI, EMPATI

BELAJARLAH DARI ALAM
Allah memberikan ilham untuk merancang sebuah teknologi dari alam. Jika kita mau belajar dari alam, kita akan mengetahui banyak hal yang tidak kita ketahui sebelumnya. Banyak rahasia alam yang harus kita temukan dan kita kembangkan.
Menara Eiffel -> dirancang seperti tulang
Cangkang kuat -> bahan borda karbida & aluminium
Jaringan kulit buaya -> jaringan serat kaca
Tendon -> industri konstruksi (disamakan dengan baja struktur)
Serangga (laba-laba) -> struktur benang laba-laba diikuti menjadi Kevlar (anti peluru)
BIOMIMIKRI
Teratai / lotus : daunnya selalu bersih karena struktur daunnya yang tidak menempel dengan air. Air tersebut mengikat debu-debu yang ada disekitar daun tersebut
Pigmen kupu-kupu yang memantulkan sinar : mobil yang dapat memantulkan sinar seperti kupu-kupu
Virus komputer



ANALOGI
Analogi merupakan bentuk pengandaian terhadap sesuatu (benda) yang dipersepsikan.
Contoh :














kaki katak
kaki katak bisa dianalogikan sebagai alat untuk menyelam ( kaki katak)












sistem cangkang
idenya dipakai untuk tank



EMPATI


Empati : menyelami diri orang lain
empati adalah kemampuan untuk memahami perasaan/emosi orang lain.
Empati dapat juga diartikan kesanggupan untuk turut merasakan apa yang dirasakan orang lain
dan kesanggupan untuk menempatkan diri dalam keadaan orang lain.
Empati membuat kita dapat turut merasa senang dengan kesenangan orang lain,
turut merasa sakit dengan penderitaan orang lain, dan turut berduka dengan kedukaan
orang lain.
Salah satu cara terbaik untuk mengajar mahasiswa berempati ialah dengan
bermain peran (role play).Dengan bermain peran, mahasiswa diajak untuk mengalami
dunia dari sudut pandang orang lain. Dengan membayangkan bahwa dirinyalah yang
menjadi orang tersebut, ia bisa melihat dari mata orang tersebut, bersikap seperti orang tersebut,
dan bisa menyelami perasaan orang itu (be other person).
Adalah penting dalam permainan peran ini bahwa mahasiswa mendapat kesempatan
untuk mencoba peran yang tidak biasa baginya, sehingga ia belajar melihat dari
sudut pandang orang lain.
Kejadian sehari-hari dapat juga digunakan sebagai latihan empati.
Misalnya, saat dosen meminta mahasiswa untuk mengecilkan suara atau
mematikan nada dering handphone-nya, ia perlu mengatakan kebutuhan dan perasaannya,
serta menjelaskan akibat yang dirasakan oleh mahasiswa lain dari suara bising ringtone tersebut.
Keterangan ini membuat mahasiwa merespons berdasarkan rasa peduli
akan suasana kelas yang nyaman dan bukan karena rasa takut dimarahi.
Daniel Goleman, dalam buku Emotional Intelligence, mengemukakan,
empati memungkinkan seseorang untuk menghayati masalah atau kebutuhan
yang tersirat di balik perasaan orang lain, yang tidak hanya diungkapkan melalui kata-kata.
Melalui empati, kita tidak hanya keluar diri dalam usaha memahami orang lain,
tetapi juga melakukan pemahaman internal terhadap diri sendiri.

Empati -> lebih objektif
lebih komprehensif
lebih adil
lebih bijak

http://catur.dosen.akprind.ac.id/2009/02/06/perlunya-empati-dalam-pembelajaran/

No comments: