Sunday, May 1, 2011

LE LIVRE DU TERE-LIYE



DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN

ini salah satu karya dari tere-liye
yap dan baru selesai gw menuntaskan buku ini

awal cerita yang menarik. diawali dengan kehidupan yang memprihatinkan 2 anak (sepasang kakak dan adik) Tania dan Dede yang harus berhenti sekolah akibat faktor ekonomi setelah mereka ditinggal ayahanda tercinta. hanya berteduh di rumah kardus dan mencari uang dengan bernyanyi dari satu bus ke bus lainnya tanpa alas kaki sekalipun. ironis. sampai suatu ketika Tuhan menurunkan "Malaikat" untuk mereka (Tania, Dede, dan Ibu). ya, dia bagai malaikat bagiNya. kak Danar. Danar Danar tepatnya. nama yang unik, tersusun secara dobel. sampai suatu ketika mereka hanya bisa menduga-duga perasaan yang ada. hanya bisa memendam dan menduga-duga. diawali dengan banyak pujian untukNya (Tania). mulai dari perasaan kagum, terpesona, dan sampai akhirnya Tania berjanji satu hal. janji yang ia pegang kuat.
sayangnya, pada akhirnya ia mengkhianati janjinya sendiri.

cinta pohon linden
danar, tania, dede, ratna

ada satu kutipan yang menarik di novel ini :
"orang yang memendam perasaan sering kali terjebak oleh hatinya sendiri. sibuk merangkai semua kejadian disekitarnya untuk membenarkan hatinya berharap. sibuk menghubungkan banyak hal agar hatinya senang menimbun mimpi. sehingga suatu ketika dia tidak tahu lagi mana simpul yang nyata mana simpul yang dusta. "


sejujurnya gw ga suka endingnya. menimbulkan penyesalan yang mendalam dan segalanya sudah terlambat. walaupun akhirnya ketika "cerita mereka" hampir selesai, takdirpun berkata lain. ketika masalah hampir selesai (setidaknya untuk 2 manusia tersebut), tapi malah akibat keputusan sebelumnya, segalanya menjadi terbalik. menyedihkan. tapi menurut gw itulah jalanNya.

ya, penyesalan. novel ini sebenarnya mengajarkanku tentang arti sebuah penyesalan. tentang praduga yang biasa aku lakukan di kehidupan sehari-hari. semata-mata karena aku takut untuk mengungkapkan apa yang aku rasakan. setidaknya aku berikrar tidak ada kata menyesal dalam hidupku. tetapi yang bisa kulakukan ialah mencoba untuk tidak menyesal dengan apa yang telah aku lakukan. mencoba, kata kuncinya.

itulah kehidupan.
tidak ada pilihan disana.
dia pergi, begitupun yang lain.

daun yang jatuh tak pernah membenci angin.
kehidupan ini seperti daun yang jatuh dan biarkan angin yang menerbangkannya.
ikhlaslah :)

No comments: